5. Pertimbangan Memilih Lawan
Saat di kantin, Isagi memperhatikan banyak peserta yang berdatangan ke tahap 2, sementara Nagi mengeluhkan bahwa lauk makanannya hanya natto dan acar lobak. Sambil menyantap makanan, Nagi bertanya kepada Isagi, “Tim seperti apa yang akan kita jadikan lawan?”
Isagi menjelaskan bahwa meskipun menang melawan tim lemah itu mudah, merebut pemain lemah hanya akan membuat mereka kalah lagi di tahap 3 dan harus kembali ke tahap 2. Pilihan terbaik adalah menang melawan tim kuat dan merebut pemain terbaik dari mereka, meskipun risiko kekalahan bagi Isagi dan Nagi juga tinggi.
Nagi meyakini bahwa semua peserta di kantin kemungkinan besar sedang waspada dan berpikir sama seperti Isagi, sambil melakukan observasi terhadap lawan. Isagi kemudian menyimpulkan bahwa dalam pertandingan “rivalry battle,” tidak hanya kemenangan yang penting, tetapi juga pemilihan tim yang tepat untuk menjamin keberhasilan di tahap-tahap selanjutnya.
6. Naruhaya Asahi Menantang Isagi Yoichi
Isagi berlatih menendang bola di lapangan menghadapi Blue Lock Man. Ia menyadari bahwa senjata direct shoot-nya semakin meningkat, tetapi saat pertandingan sungguhan, ia merasa tidak bisa berbuat banyak. Hal ini karena pemain lain memiliki kekuatan untuk menciptakan peluang dengan mendominasi situasi satu lawan satu. Isagi pun bertanya-tanya bagaimana caranya bisa mendominasi situasi semacam itu.
Naruhaya kemudian menghampiri Isagi yang sedang berlatih sendirian dan memuji kerajinannya. Naruhaya mengungkapkan bahwa memilih lawan di tahap 2 sangat membingungkan, karena jika mereka kalah lagi, mereka berisiko tersingkir dari Blue Lock. Ia mengajak Isagi untuk mengambil risiko besar, dan mengatakan bahwa jika tim mereka berdua kalah, baik Isagi maupun Naruhaya tidak akan dipilih karena dianggap lemah. Mereka butuh pemain istimewa seperti Barou dan Nagi untuk bisa bertahan.
Naruhaya dengan jujur menyatakan bahwa ia sangat menginginkan Nagi, bukan Isagi. Menurutnya, tanpa pemain hebat di tim, mereka tidak akan bisa melangkah lebih jauh di Blue Lock. Ia mengingatkan Isagi bahwa jika ia benar-benar serius ingin menjadi striker terbaik di dunia, maka tidak boleh bermain aman. Naruhaya pun menantang Isagi untuk saling menghancurkan, mempertaruhkan karier mereka. Isagi menerima tantangan tersebut dan berkata bahwa ia juga ingin bertanding melawan Naruhaya.