Nonton Blue Lock Episode 14 Season 1
1. Nagi Seishiro Tenangkan Isagi Yoichi
Setelah kalah di tahap 3, Nagi dan Isagi kembali ke tahap 2 untuk menjalani pertandingan 2 lawan 2. Nagi mencoba menenangkan Isagi yang terlihat putus asa, mengatakan bahwa Tim Rin memang terlalu kuat. Namun, Nagi juga menegaskan bahwa Isagi sudah memberikan yang terbaik dengan mencetak satu gol dan dipertandingan berikutnya mereka berdua pasti bisa menang.
Isagi merasa gol tersebut merupakan hasil kerja sama tim, dan ketika kerja sama itu goyah, ia merasa dirinya tak berguna karena tidak bisa memicu chemistry serangan seperti yang dilakukan Bachira dan Nagi. Isagi pun menyadari, jika di pertandingan berikutnya mereka kalah lagi, kemungkinan besar lawan akan memilih Nagi. Bahkan, jika Isagi berada di pihak lawan, ia tidak akan memilih dirinya sendiri.
Nagi menarik rambut Isagi, menegakkan kepalanya, dan menyuruhnya berhenti berpikir konyol. Nagi mengatakan bahwa dia ingin satu tim dengan Isagi supaya dirinya bisa menjadi lebih kuat, tetapi jika Isagi terus frustrasi, hal itu justru akan merepotkan Nagi. Nagi juga menambahkan bahwa jika Reo berada di posisi Isagi, Reo tidak akan mengeluh seperti itu.
Mendengar ini, Isagi langsung menarik kerah baju Nagi, menyuruhnya untuk bergabung dengan Reo jika memang lebih baik, dan menyatakan bahwa dia tidak ingin dibandingkan. Isagi lalu mengejek Nagi yang tidak bisa melakukan apapun tanpa Reo. Nagi membalas ejekan itu, mengatakan bahwa Isagi juga tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Bachira. Isagi mengakui hal tersebut, dan justru itulah yang membuatnya kesal.
2. Arti Mengubah 1 Menjadi 100
Isagi mengatakan kepada Nagi bahwa dirinya akan membuktikan bisa bertarung tanpa Bachira. Nagi menyadari hal itu dan menjelaskan bahwa itulah tujuan dari seleksi kedua Blue Lock. Meski belum terlalu paham soal sepak bola, Nagi menjelaskan bahwa jika dalam tim ada seseorang yang bisa mengubah nol menjadi satu, maka rekan-rekannya akan bekerja sama untuk mengubah satu menjadi seratus.
Namun, dalam seleksi kedua Blue Lock, tantangannya berubah. Dengan lapangan yang lebih kecil dan jumlah pemain yang lebih sedikit, kemampuan individu setiap pemain menjadi penentu hasil keseluruhan. Kesimpulannya, yang diuji kali ini adalah kemampuan individu masing-masing pemain.
Isagi paham bahwa mengandalkan kerja sama operan dan taktik saja tidak akan berhasil. Nagi sependapat, menambahkan bahwa mungkin strategi tersebut hanya akan efektif melawan tim yang lebih lemah. Tetapi dalam seleksi kedua Blue Lock, kemampuan individu adalah syarat mutlak. Isagi mengerti, tak peduli siapa lawannya atau siapa rekannya, peserta harus bisa menang dalam duel satu lawan satu. Itulah kunci untuk lolos seleksi kedua.
Nagi lalu bertanya kepada Isagi bagaimana cara mengatasi rasa kesal setelah dikalahkan. Isagi mengajak Nagi untuk tos tinju dan memberi tahu bahwa jawabannya sederhana: menang, itulah satu-satunya cara untuk meredam rasa frustrasi.