5. Isagi Yoichi Ketakutan
Isagi, yang terbaring di lapangan, merasa takjub menyadari betapa hebatnya kemampuan individu Top Three. Ia merasa heran melihat Tim Red, yang baru dibentuk dan tidak memiliki kerja sama yang solid, mampu unggul hanya dengan mengandalkan kemampuan individu mereka.
Sebaliknya, Isagi, yang telah bertanding bersama Nagi dan Bachira di Gedung yang sama, sudah saling memahami dan bekerja sama, justru tertinggal dalam pertandingan. Dalam pikirannya, Isagi merasa frustrasi dan dipenuhi ketakutan, bertanya-tanya apakah timnya akan kalah.
6. Nagi Seishiro Beri Ide Strategi
Nagi membuyarkan Isagi dari lamunannya, mengatakan bahwa ia mulai melihat hal-hal menarik dalam sepak bola berkat Isagi. Tim White kemudian mengadakan diskusi strategi, dan Nagi mengemukakan ide permainan untuk tim mereka. Isagi tak menyangka bahwa Nagi ternyata mampu memberi masukan strategis. Nagi pun mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya ia melakukannya, karena ia tidak ingin mengalami kekalahan lagi dalam sepak bola dan merasakan kekecewaan.
Akhirnya, Tim White memutuskan untuk menerapkan ide permainan Nagi, dengan membentuk formasi segitiga untuk menerobos pertahanan Tim Red. Bachira berada di belakang sebagai pengatur serangan, sementara Nagi dan Isagi berdiri sejajar di depan kotak penalti Tim Red. Rin menjaga Isagi, Aryu mengawasi Nagi, dan Tokimitsu menghadang Bachira. Bachira menjadi poros utama yang mengatur rute operan menuju gawang, dengan dua opsi: Isagi di kiri dan Nagi di kanan.
Ketika Bachira mengoper bola ke Nagi, Nagi dan Isagi segera bekerja sama dengan cepat, melakukan operan satu sentuhan. Menyadari bahwa Tim White tidak bisa mengalahkan Tim Red dalam duel satu lawan satu, mereka menciptakan situasi tiga lawan tiga yang lebih menguntungkan untuk menguasai lapangan tengah.
Setelah Nagi dan Isagi saling mengoper bola untuk mengecoh Tim Red, Nagi akan mengembalikan bola ke Bachira, sesuai dengan rencana. Nagi, yang mengakui kesulitan lolos dari penjagaan Aryu, mempercayakan Isagi untuk menjadi eksekutor tendangan. Isagi berlari cepat ke depan gawang, bebas dari kawalan, untuk menunggu operan dari Bachira. Namun, tiba-tiba Rin muncul seperti setan didepannya, menghadang Isagi. Rin bertanya, “Apa kau pikir aku tak melihat apa yang kau rencanakan?”
Menyaksikan Rin berhasil mematikan pergerakan Isagi, Bachira mengurungkan niatnya untuk mengirim operan ke Isagi. Sebagai gantinya, Bachira mengirimkan umpan datar dengan kecepatan tinggi yang berputar ke arah Nagi, yang dijaga oleh Aryu. Sambil memahami potensi Nagi, Bachira menyebut umpan itu sebagai “hadiah” untuknya.
Seolah memahami maksud Bachira, Nagi membiarkan bola melewati tubuhnya untuk mengecoh Aryu yang menjaganya dari belakang. Lalu, dengan senjata one-touch play, ia menyentuh bola menggunakan tumitnya. Setelah itu, Nagi segera berlari mengejar bola dan berhasil mencetak gol ke gawang Tim Red. Skor berubah menjadi 3-2, memperkecil keunggulan Tim Red.
Isagi takjub melihat chemistry yang dibangun antara Nagi dan Bachira, menurutnya inilah yang terjadi ketika pemain berbakat saling terhubung. Bachira merayakan gol yang dicetak Nagi, dan Isagi pun memuji gol tersebut. Nagi kemudian mengungkapkan bahwa operan dari Reo terasa seperti memberi kebebasan untuk melakukan apa pun, sementara operan dari Bachira justru menstimulasi ide di otaknya. Bachira pun bertanya, “Apakah operanku membuatmu ketagihan?” dan Nagi menjawab, “Ya.”