7. Ego Jinpachi Jelaskan Pentingnya Hasrat

Ego mulai bercerita tentang Noel Noa, striker yang saat ini dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia. Noel Noa tumbuh besar di pemukiman kumuh di Prancis, dikelilingi oleh kejahatan dan kemiskinan. Satu-satunya cara baginya untuk mengubah hidup menjadi lebih baik adalah melalui sepak bola. Di masa mudanya, Noel Noa dihadapkan pada pilihan: mati dalam kemiskinan atau sukses sebagai pesepak bola.

Ego kemudian menyebutkan bahwa banyak striker top dunia yang memiliki latar belakang serupa, di mana hasrat mereka untuk menjadi pesepakbola hebat sangat besar. Namun, Ego menambahkan bahwa peserta Blue Lock yang lahir dan besar di Jepang, yang hidupnya tidak terancam oleh kekalahan dalam bermain sepak bola, tidak akan pernah benar-benar memahami seberapa besar hasrat mencetak gol yang dimiliki para striker top dunia.

Meski demikian, di Blue Lock, peserta bisa merasakan hal itu, karena setiap orang ingin mengalahkan peserta dengan peringkat di atas mereka dan percaya bahwa mereka bisa menang. Hasrat tersebut, menurut Ego, akan menjadi ego yang mampu menaklukkan dunia.

8. Seleksi Kedua Blue Lock Dimulai

Ego memulai seleksi kedua Blue Lock dengan menegaskan bahwa seleksi pertama bertujuan untuk mencari tahu apa arti seorang striker dan mengubah nol menjadi satu. Di seleksi kedua, peserta akan saling bertanding dengan tujuan mengubah satu menjadi seratus.

Ego menjelaskan bahwa terdapat lima tahap dalam seleksi kedua. Pada setiap tahap, para peserta harus menghadapi tantangan untuk bisa lanjut ke tahap berikutnya. Mereka yang berhasil lolos akan berpartisipasi dalam pusat pelatihan bersama para striker top dunia yang dipilih oleh Ego.

Para pemain Tim Z merasa takjub dengan kesempatan bertanding melawan striker-striker top dunia. Ego kemudian menegaskan bahwa peserta yang merasa siap dipersilakan memasuki gerbang seleksi kedua sendirian, bukan bersama tim.

Ego juga memperingatkan bahwa seleksi kedua akan jauh lebih sulit daripada yang pertama. Jika ada peserta yang lolos seleksi pertama dengan mengandalkan rekan setim, mereka akan kesulitan menghadapi seleksi kedua. Pecundang pasti akan tersingkir lebih dulu, dan hanya yang egois yang akan bertahan. Ego berharap mereka beruntung, lalu ia mendadak pergi.