3. Hasil Akhir Pertandingan

Zantetsu dan Reo tidak percaya bahwa mereka akan kalah. Nagi segera berlari sambil membawa bola di tangannya, mengajak Reo untuk melanjutkan pertandingan karena ia masih optimis bisa mencetak dua gol lagi. Namun, Anri mengumumkan bahwa waktu pertandingan telah berakhir. Nagi pun tak dapat menahan diri untuk mengungkapkan kepada Reo bahwa kini ia memahami bagaimana rasanya bertanding dengan serius, namun tetap kalah. Nagi mengaku bahwa hal tersebut membuatnya kesal.

Para pemain Tim Z menyerbu Isagi untuk merayakan gol yang menyelamatkan karir sepak bola mereka. Dilorong lapangan, Kuon juga merasakan rasa syukur saat Tim Z berhasil meraih kemenangan gemilang melawan Tim V. Kebahagiaan ini begitu besar hingga Kunigami mengajak Kuon untuk bergabung dalam perayaan kelolosan Tim Z ke seleksi kedua Blue Lock.

Namun, Raichi menegur Kunigami agar tidak bersikap seenaknya dan sok pahlawan. Bagi Raichi, dosa pengkhianatan Kuon belum terhapus dan belum dimaafkan. Meski begitu, Raichi mengapresiasi kontribusi Kuon yang membantu Tim Z meraih kemenangan melawan Tim V melalui tindakan kontroversialnya terhadap Nagi.

Raichi kemudian mengulurkan tangan untuk mengajak Kuon bergabung, tetapi seketika ia langsung memberikan tinjuan keras ke wajah Kuon sebagai bentuk “penebusan dosa” atas pengkhianatan yang telah dilakukannya. Meskipun demikian, insiden itu justru mempererat hubungan Kuon dengan Tim Z, dan Kuon pun bergabung dalam perayaan kemenangan Tim Z.

Anri mengumumkan bahwa semua pertandingan di Gedung 5 telah selesai. Ia juga mengumumkan hasil seleksi pertama dari total lima tim yang berpartisipasi dan yang lolos ke seleksi kedua Blue Lock. Hasilnya, Tim V finis di posisi pertama klasemen dan seluruh pemainnya lolos, Tim Z finis di posisi kedua dan semua pemainnya juga lolos. Selain itu, top skor dari tiga tim yang gugur juga berhak lolos, yaitu Junichi dengan 6 gol, Niko dengan 4 gol, dan Barou dengan 10 gol.

4. Perayaan & Perpisahan

Malam harinya, Lemon meminta Tim Z untuk bersiap mengadakan pesta perayaan dengan makan besar. Isagi dan Bachira pun diminta membeli minuman di kantin. Saat di kantin, Isagi mengucapkan terima kasih kepada Bachira karena telah mengoper bola kepadanya. Bachira mengaku tahu bahwa Isagi telah menguasai “senjata” untuk mencetak gol. Isagi pun mengakui bahwa ia mengalami awakening.

Meskipun Isagi bisa memprediksi situasi dengan spatial awareness, peluang kemenangan Tim Z bisa saja hilang jika ia memilih mengendalikan bola sebelum menendang. Ia teringat saat berhasil mencetak gol dengan senjata direct shoot ketika melawan Tim Y. Akhirnya, Isagi menemukan formulanya: spatial awareness untuk menemukan posisi kosong x direct shoot = mencetak gol.

Isagi merasa bahwa waktunya sebagai striker baru saja dimulai. Bachira menyuruh Isagi untuk tetap antusias, memanggilnya “maruk” sambil bercanda dan menepuk kepalanya untuk tos. Dari balik pintu, mereka berdua dikejutkan oleh pemandangan banyak peserta yang tersingkir dari Blue Lock, tampak bersedih karena kehilangan impian mereka.

Niko kemudian menghampiri Isagi dan Bachira, memberi tahu bahwa dirinya lolos sebagai top skor. Ia mengakui bahwa kekalahan melawan Isagi telah membuatnya sadar untuk lebih fokus menendang bola di depan gawang daripada mengoper. Namun, Niko bersumpah bahwa di masa depan ia tidak akan kalah lagi dari Isagi, lalu melangkah pergi. Isagi pun menjawab bahwa ia siap meladeni Niko dan akan terus menang.

Keisuke, yang tersingkir dari Blue Lock, bersedih karena harus berpisah dengan Junichi. Ia berjanji bahwa ketika kakaknya menjadi striker top, dirinya akan menjadi aktor yang khusus meniru Junichi. Sembari berjalan pergi, Keisuke meminta kakaknya untuk bertahan di Blue Lock. Junichi, sambil menangis, menjawab, “Serahkan padaku,” dan berjanji akan membalas dendam pada orang yang memisahkan mereka.

Isagi dan Bachira, yang tak sengaja mengintip, terkejut melihat Junichi bisa berbicara. Namun, mereka buru-buru bersembunyi saat Junichi mulai merasakan keberadaan orang lain. Setibanya di asrama Tim Z, Isagi dan Bachira yang membawa minuman terkejut mendapati seluruh pemain Tim Z sudah tertidur tanpa merayakan pesta apa pun.