Rush – Blue Lock Episode 7 – S1
1. Wanima Bersaudara Ejek Dribel Isagi Yoichi
Bachira mengoper bola ke Isagi untuk melanjutkan permainan. Isagi menggiring bola dengan tekad kuat untuk menyamakan skor dengan Tim W, tetapi Wanima Bersaudara terus membayangi setiap gerakannya. Keisuke memberi tahu Isagi bahwa Koun telah membocorkan semua senjata, taktik, dan informasi individu Tim Z kepada Tim W.
Wanima Bersaudara tahu bahwa Isagi memiliki senjata Spatial Awareness yang luar biasa. Namun, ketika Isagi menggiring bola sendirian, Isagi hanyalah orang bodoh yang tak mampu berbuat banyak, karena keterbatasan kemampuan individu Isagi dalam mendominasi situasi satu lawan satu.
Koun kemudian menghampiri Isagi dan menyuruhnya menyerah, sambil berkata bahwa sepak bola adalah olahraga 11 lawan 11, dan dengan kondisi 12 lawan 10, Tim Z tidak punya peluang untuk menang. Koun pun dengan mudah merebut bola dari Isagi.
2. Lemon Selamatkan Gawang Tim Z
Koun berperan sebagai pendukung bagi Wanima Bersaudara dalam serangan kombinasi operan one-two yang membuat pemain Tim Z kesulitan merebut bola, sehingga mereka dengan mudah menembus pertahanan Tim Z. Akhirnya, Junichi berhadapan satu lawan satu dengan kiper Tim Z, Lemon. Junichi melepaskan tembakan, namun Lemon berhasil menepis tendangan tersebut.
Lemon kemudian mengingatkan Tim Z bahwa yang terpenting saat ini adalah menghindari kekalahan, dan menyamakan skor sudah cukup. Dia mendorong tim Z untuk mencetak satu gol guna menyamakan kedudukan. Lemon yakin bahwa jika mereka bisa menahan imbang Tim W, masih ada harapan di pertandingan final melawan Tim V. Dengan penuh tekad, Lemon berjanji akan menjaga gawang dengan segala upaya, bahkan jika harus bertaruh nyawa.
Ketika Chigiri sedang berlari mengejar bola, Keisuke mendahuluinya dan merebut bola sambil mengejek bahwa lari Chigiri lambat. Keisuke mengatakan kepada Chigiri bahwa Tim W akan mengakhiri karier sepakbola Chigiri, dan menyuruhnya diam untuk hanya memperhatikan.
3. Masa Lalu Chigiri Hyoma
Chigiri kemudian teringat masa lalunya saat ia menjadi anggota baru di tim sepak bola SMK Rajitsu. Pada waktu itu, Wanima Bersaudara memberitahu para anggota baru bahwa SMK Rajitsu sering masuk ke turnamen nasional dan mereka adalah dua pemain terbaik di tim. Keisuke, yang menerjemahkan Junichi yang bisu, menegaskan bahwa anggota baru harus menghormati senior mereka, yaitu Wanima Bersaudara.
Dengan sombong, Chigiri mengungkapkan bahwa ia ingin memenangkan kejuaraan atas namanya sendiri dan berkeinginan untuk menghapus tradisi senioritas. Chigiri kemudian membuat taruhan dengan Wanima Bersaudara: jika ia mampu melewati hadangan mereka dan bola tidak direbut, maka ia akan menang taruhan. Pada akhirnya, dengan kecepatan larinya yang luar biasa, Chigiri berhasil melewati mereka, membuat Wanima Bersaudara terkesan.
Bahkan, Pelatih sepak bola SMK Rajitsu mengandalkan Chigiri sebagai striker tunggal karena kecepatan larinya yang luar biasa. Sang pelatih yakin, dengan kehadiran Chigiri, SMK Rajitsu memiliki peluang besar untuk menjuarai turnamen nasional. Sepulang latihan, Wanima Bersaudara mencegat Chigiri dan mengingatkannya untuk tidak menjadi sombong hanya karena baru bergabung dan sudah disukai oleh pelatih. Namun, Chigiri yakin bahwa bakat memang tidak merata dan dirinya adalah sosok yang terpilih.
Sejak usia 6 tahun, Chigiri telah mengungguli pemain lain dan menganggap sepak bola sebagai segalanya. Beranjak remaja, kecepatan larinya semakin mengagumkan, membuat lawan sulit mengejar, sementara akurasi tendangannya begitu tajam hingga ia sering mencetak gol. Bahkan Wanima Bersaudara merasa takjub melihat kemampuan Chigiri. Bakat luar biasa Chigiri selalu menjadi sorotan di koran lokal setiap minggu.
Chigiri yakin bahwa kemampuan luar biasa untuk menghempaskan lawan dengan kecepatan kakinya adalah anugerah yang hanya dimilikinya. Ia percaya suatu hari nanti akan menjadi striker terbaik dunia dan memandang masa depannya dengan cerah. Namun, malang tak dapat ditolak, kakinya terkilir saat berlari kencang di sebuah pertandingan. Berdasarkan analisis dokter, ligamen lutut anterior kanan Chigiri sobek. Otot kakinya tumbuh secara unik hingga memungkinkannya berlari cepat, tetapi dokter memperingatkan bahwa jika ligamennya robek lagi, karir sepak bola Chigiri akan berakhir.
Chigiri terpaksa berjalan dengan 2 kruk, sementara Wanima Bersaudara mengejeknya, mengatakan bahwa Chigiri tidak lagi bernilai karena tidak bisa berlari. Setelah menjalani rehabilitasi, Chigiri bergabung kembali dengan tim sepakbola SMK Rajitsu. Keisuke mengejek Chigiri karena larinya kini lebih lambat, menyadari bahwa Chigiri takut berlari kencang karena khawatir ligamennya akan robek lagi. Namun, jauh di lubuk hatinya, Chigiri sebenarnya tidak takut jika kaki kanannya cacat, melainkan takut kehilangan jati dirinya. Sejak saat itu, kaki Chigiri terasa seolah dibelenggu oleh kumpulan rantai besi.
4. Isagi Yoichi Tidak Mencium Aroma Gol
Dengan sisa 5 menit lagi, pertandingan antara Tim Z dan Tim W akan berakhir. Chigiri sudah pasrah dengan karir sepakbolanya, merasa bahwa tujuannya datang ke Blue Lock hanyalah untuk mencari alasan agar bisa menyerah pada impiannya bermain sepak bola.
Sementara itu, Kunigami dan Raichi berhasil mematahkan kombinasi operan one-two dari Wanima Bersaudara. Sebagai bek tengah, Kunigami dan Raichi berhasil melakukan tackle bersama-sama untuk merebut bola dari Junichi dan menghentikan serangan tersebut.
Setelah itu, Imamura segera mengoper bola ke Isagi. Tapi, Isagi kesulitan menemukan cara untuk menembus pertahanan Tim W yang fokus bermain bertahan. Ia memperhatikan bahwa Bachira sedang dikawal ketat, Kunigami tidak memiliki ruang untuk menendang, dan mengirim umpan ke Gagamaru di area penalti juga tampak tidak efektif karena kalah jumlah, serta berisiko terkena serangan balik dari Tim W. Isagi merasa frustrasi karena tidak bisa mencium adanya peluang gol yang tercipta dari Tim Z.
Koun mendekati Isagi dan menggoda, menyindir bahwa Isagi belum menyerah dan masih mencoba mencari cara untuk menang. Ia mengingatkan Isagi untuk tidak terlalu naif, karena meskipun berusaha keras, pertandingan akan tetap berakhir ketika waktu habis.
5. Isagi Yoichi Frustasi
Pertandingan memasuki injury time selama 3 menit sebelum berakhir. Naruhaya meminta Isagi segera mengoper bola, tetapi Isagi menolak permintaan rekannya di Tim Z. Ia sadar bahwa sudah tidak bisa mengandalkan kemampuan pemain lain dan memilih percaya diri untuk mencetak gol sendiri.
Dengan dribelnya, Isagi berhasil meloloskan diri dari kawalan Kuon dan Keisuke. Kuon dan Keisuke, yang sebelumnya meremehkan kemampuan Isagi, terkejut melihatnya mampu menggiring bola melewati mereka. Namun, dalam sekejap, Junichi berhasil menghentikan Isagi dengan tackle yang membuatnya terjatuh dan kehilangan bola. Kejadian ini menjadi pukulan telak bagi Isagi, sementara Wanima Keisuke tidak bisa menahan tawa sambil mengolok-olok dribel Isagi yang dianggapnya sangat payah.
Raichi dan Igaguri pun menegur tindakan ceroboh Isagi yang bertindak sendiri, mengingatkannya bahwa dia tidak bisa mengandalkan diri sendiri dan harus tetap bekerja sama dengan tim. Tim Z panik karena waktu pertandingan semakin menipis, dan mereka berusaha keras merebut bola dari Tim W. Sementara itu, Tim W fokus bertahan agar bola tidak bisa direbut oleh Tim Z.
Namun, Isagi berhasil merebut bola dari pemain Tim W dan mengoperkannya ke Chigiri, centre-back Tim Z. Tanpa diduga, Isagi kembali merebut bola dari Chigiri dan melanjutkan menggiringnya sendirian, bertekad mencetak gol ke gawang Tim W. Isagi bahkan tidak mempedulikan permintaan rekan-rekannya yang meminta operan.
6. Isagi Yoichi Mencium Aroma Gol
Kegigihan Isagi Yoichi dalam upayanya mencetak gol perlahan membangkitkan kembali jati diri Chigiri yang telah lama tertidur. Chigiri merasakan tubuhnya gemetar saat melihat Isagi dengan tatapan buas, begitu gigih merebut bola dan penuh percaya diri untuk meraih kemenangan. Chigiri terkejut dengan perasaannya sendiri, karena jika Tim Z kalah, itu seharusnya memberinya alasan untuk menyerah pada sepak bola dan menjalani hidup damai.
Namun, saat melihat Isagi, Chigiri menyadari bahwa tubuhnya gemetar karena Isagi mengingatkannya pada dirinya sendiri di masa lalu, ketika ia yakin bisa menjadi yang nomor satu di dunia dan menganggap sepak bola sebagai segalanya. Ia menyadari bahwa semua ketakutannya tidak lagi penting, ia bahkan tak peduli jika kaki kanannya hancur. Bagi Chigiri, yang terpenting adalah perasaan bergelora di hatinya saat melihat semangat Isagi. Dengan semangat baru untuk kembali menjadi striker terbaik dunia, Chigiri berhasil menghancurkan rantai-rantai yang seolah membelenggu kakinya.
Di sisi lain, Junichi berhasil mentackle bola dari Isagi, dan bola mulai bergerak menuju luar garis lapangan yang dapat mengakhiri pertandingan. Namun, Isagi masih berhasil mengejar bola dan menyelamatkannya. Meskipun demikian, Isagi tetap enggan mengoper bola kepada rekan setimnya. Sementara itu, dari area pertahanan Tim Z, Chigiri mulai berlari cepat, maju menyerang Tim W untuk bergabung dalam serangan terakhir.
Isagi, yang memiliki senjata mencium aroma gol, yakin bahwa Chigiri akan berhasil mencetak gol. Dengan penuh percaya diri, Isagi melakukan umpan jarak jauh ke arah Chigiri. Hasilnya, pemain dari Tim Z dan Tim W tidak menyadari bahwa umpan tersebut ditujukan untuk Chigiri. Tindakan Isagi Yoichi sempat dianggap ceroboh oleh rekan dan lawan. Bahkan, Kuon mencoba membuang bola keluar garis lapangan agar pertandingan segera berakhir. Namun, dengan kecepatan kaki supernya, Chigiri berhasil meraih umpan dari Isagi, mendahului kaki Kuon yang berusaha membuang bola.
7. Solo Run Chigiri Hyuma
Chigiri melakukan solo run dengan kecepatan luar biasa, membuat lawan dan rekan satu timnya takjub. Bahkan Wanima Bersaudara, mantan rekan setimnya di SMA, terkejut melihat kebangkitan bakat lari cepat Chigiri yang sebelumnya dianggap sudah hilang. Saat dihadang oleh Wanima Bersaudara, Chigiri mengoper bola jauh ke depan gawang dan kemudian berlari mengejar operannya sendiri.
Dengan mudah, Chigiri melompati tackle kotor dari Junichi, kemudian menghadapi Keisuke yang berusaha menahannya untuk menghentikan lajunya. Namun, Chigiri meningkatkan kecepatannya, membuat Keisuke tersungkur. Berkat kemampuan lari cepatnya yang luar biasa, Chigiri berhasil mendahului kiper yang hendak menangkap bola di depan gawang. Chigiri lalu melompat untuk menendang bola operannya sendiri dan berhasil melangkahi kiper.
Akhirnya, dengan aksi gemilang tersebut, Chigiri sukses mencetak gol keempat untuk Tim Z. Pertandingan antara Tim Z dan Tim W pun berakhir dengan skor dramatis, imbang 4-4.
8. Chigiri Hyoma Berterima Kasih ke Isagi Yoichi
Isagi menghampiri Chigiri dan mengaku terkesan dengan kecepatan larinya. Chigiri menjawab bahwa semua itu terjadi berkat Isagi yang telah membangkitkan semangat sepakbolanya, hingga membuat tubuhnya bergerak sendiri untuk berlari. Ia pun berterima kasih kepada Isagi.
Chigiri menyadari bahwa dirinya yang tak terkalahkan sebelum cedera sudah tidak ada lagi. Namun, kini ia ingin bermimpi sekali lagi untuk menjadi yang terbaik di dunia. Meskipun ia tahu risiko cederanya bisa kambuh dan membuatnya tidak bisa bermain sepak bola lagi, Chigiri bertekad untuk terus berlari hingga kakinya hancur dan semangatnya padam.
Semua pemain Tim Z menghampiri Chigiri dan memuji senjatanya yang luar biasa. Mereka merayakan gol penting yang dicetak oleh Chigiri, yang berhasil menyelamatkan Tim Z dari eliminasi pada seleksi pertama Blue Lock. Kunigami menyebut bahwa hasil imbang tersebut sangat berarti bagi Tim Z, karena memberi mereka harapan untuk lolos ke seleksi kedua Blue Lock. Namun, Raichi menegaskan bahwa dia tidak akan memaafkan tindakan Kuon.
9. Tim W Mengeroyok Koun Wataru
Kejadian ini memicu kemarahan Tim W, yang melampiaskannya dengan mengeroyok Kuon. Mereka merasa ditipu karena Kuon tidak memberitahu bahwa Chigiri, pemain Tim Z yang sebelumnya diketahui mengalami cedera kaki, ternyata mampu berlari dengan kecepatan luar biasa.
Sambil melindungi kepalanya dari injakan Tim W, Kuon mencoba menjelaskan bahwa dia sungguh tidak mengetahui senjata berlari Chigiri.
Isagi berusaha melerai Keisuke, yang terus menginjak Kuon, namun Junichi menarik kerah baju Isagi dengan emosi. Melihat situasi itu, Kunigami langsung menggenggam lengan Junichi, membuatnya kesakitan, dan menyuruhnya melepaskan Isagi. Setelah situasi memanas, Kuon kabur untuk menyelamatkan diri.
10. Isagi Yoichi Berjanji Kalahkan Nagi Seishiro
Saat Tim Z sedang berjalan menuju kantin Blue Lock, mereka secara tak sengaja melihat Kuon berbincang dengan anggota Tim V. Tim Z pun mengintip percakapan tersebut. Kuon dengan penuh semangat mendekati trio pemain andalan Tim V, yaitu Reo, Zantetsu, dan Nagi, yang sedang menikmati makanan.
Kuon berusaha keras menawarkan informasi tentang Tim Z kepada mereka, dengan tujuan agar Tim V bisa mencegah Tim Z mencetak gol. Kuon berharap tetap menjadi top skor Tim Z dan menjanjikan keuntungan di seleksi kedua Blue Lock kepada mereka.
Namun, Zantetsu, pencetak 5 gol bagi Tim V, dan Reo, yang sudah mencetak 6 gol, dengan tegas menolak tawaran Kuon. Zantetsu menyatakan bahwa tawaran Kuon tidak menguntungkan bagi Tim V, menyebut hal ini terkait “metode inisiatif prioritas.” Ia lalu bertanya pada Reo apakah istilah itu benar. Reo pun meminta Zantetsu berhenti sok pintar.
Sementara itu, Nagi, yang merasa pembicaraan tersebut merepotkan, bahkan menganggap mengunyah steak juga merepotkan, meminta Reo untuk menggendongnya kembali ke asrama. Reo pun menuruti permintaan Nagi. Nagi, yang belum pernah merasakan kekalahan dalam sepak bola dan menjadi top skor Tim V dengan 7 gol, merasa heran dengan sikap Kuon yang begitu keras kepala ingin bekerja sama dengan Tim V. Reo menjelaskan bahwa tujuan Kuon hanyalah untuk meraih kemenangan.
Nagi, yang merasa kasihan terhadap usaha Kuon, menyimpulkan bahwa menjadi orang lemah itu sangat merepotkan. Nagi bahkan mengatakan bahwa ia lebih baik berhenti bermain sepak bola daripada menjadi seperti Kuon. Nagi pun bertanya kepada Reo, apakah sepak bola masih bisa memberikan kebahagiaan meski mengalami kekalahan.
Tim Z, terutama Isagi Yoichi, yang telah mendengarkan percakapan tersebut, merasa marah dengan sikap sombong Nagi terhadap sepak bola. Kuon terkejut saat menyadari kehadiran Tim Z. Isagi pun menegur Nagi, meminta agar ia tidak meremehkan permainan sepak bola, bahkan berjanji akan mengalahkan Nagi saat Tim Z berhadapan dengan Tim V.