6. Bachira Meguru Beritahu Monster ke Isagi Yoichi
Setelah resmi tergabung di tim yang sama, Tim Z, Bachira menghampiri Isagi yang berniat berlatih bermain bola sendirian pada malam hari. Bachira dengan tulus menawarkan dirinya untuk ikut menemani Isagi dalam latihan bersama.
Bahkan, secara mengejutkan, Bachira memberikan jawaban tambahan saat Isagi bertanya mengapa Bachira berpikir bahwa Isagi akan menendang bola ke arah Kira Ryosuke. Bachira mengungkapkan bahwa ada monster dalam dirinya yang memberinya instruksi untuk mengoper bola ke arah Isagi.
Diperlihatkan masa lalu Bachira sebelum bergabung dengan Blue Lock. Saat itu, Bachira bermain sepak bola bersama tim sekolahnya. Rekan-rekannya meminta operan darinya, namun Bachira, dalam khayalannya, melihat posisi “monster” imajinernya lebih baik daripada rekan-rekannya. Akibatnya, Bachira terlalu lama mengontrol bola, yang kemudian direbut oleh lawan. Hal ini membuat rekan-rekannya kesal dan menuduh Bachira bermain egois.
Di lapangan sepak bola, Isagi berupaya merebut bola yang di dribel dengan sangat piawai oleh Bachira. Sambil bermain, Bachira menjelaskan bahwa ia selalu melihat dan mendengar sosok “monster” yang memberinya instruksi saat bermain bola. Meski Isagi tidak sepenuhnya memahami maksud Bachira, ia merasakan gairah misterius saat menerima operan dari Bachira yang ditembakkan ke arah Kira.
Isagi pun menjadi penasaran dengan maksud “monster” tersebut, terutama jika itu bisa memberinya petunjuk untuk bertahan di Blue Lock. Menurut Bachira, semua pemain top dunia memiliki “monster” itulah yang menjadi keyakinannya. Bachira kemudian dengan jujur mengakui bahwa ia merasa beruntung menjadi bagian dari Blue Lock karena ia bisa bertemu dengan Isagi.
7. Ego Jelaskan Peringkat Blue Lock
Ketika Tim Z sedang berkumpul, Igaguri memberitahu Isagi bahwa ia senang peringkatnya naik dari 300 menjadi 275. Namun, Igaguri tampak kecewa setelah mengetahui bahwa ia masih berada di bawah Isagi, yang menempati peringkat 274.
Dari layar televisi, Ego muncul untuk menyapa peserta Tim Z. Menanggapi keluhan Raichi yang mengeluhkan fasilitas Blue Lock, Ego dengan tegas menyatakan bahwa fasilitas tersebut payah karena kemampuan Tim Z juga payah. Ia menjelaskan bahwa Blue Lock memiliki 25 tim yang dibagi menjadi 5 Gedung. Gedung 1 berisi Tim B sampai F, Gedung 2 berisi Tim G sampai K, Gedung 3 berisi Tim L sampai P, Gedung 4 berisi Tim Q sampai U, dan Gedung 5 berisi Tim V sampai Z.
Ego juga menjelaskan bahwa setiap tim telah kehilangan satu peserta setelah permainan kejar-kejaran, sehingga jumlah peserta yang awalnya 300 kini menjadi 275. Peringkat 1 sampai 11 berada di Tim B, peringkat 12 sampai 22 di Tim C, sedangkan Tim Z berisi kumpulan peserta dengan peringkat terendah dan berada di Gedung ke-5.
Ego menegaskan bahwa pemain berperingkat tinggi mendapatkan makanan enak dan latihan di fasilitas terbaik. Di Blue Lock, pesepak bola yang unggul adalah raja. Jika peserta ingin mendapatkan fasilitas terbaik, mereka harus meningkatkan peringkatnya.
8. Itoshi Sae
Dalam sebuah wawancara dengan Shusaku, Sae, gelandang muda Jepang yang bermain untuk klub Real Madrid, menyatakan bahwa ia lebih memilih bermain bola dengan mahasiswa di Jerman daripada bermain di liga lokal Jepang. Sae juga mengungkapkan bahwa ia merasa salah lahir di Negara Jepang, yang menurutnya Timnasnya lemah dan tidak memiliki striker yang cukup handal untuk menerima operannya. Setelah itu, Sae pun pergi meninggalkan wawancara.
Sebagai manajer, Mamat menegur Sae karena pergi mendadak dan dianggap tidak sopan. Sae memberitahu Mamat bahwa ia tidak peduli dengan Jepang dan hanya kembali karena masa berlaku paspornya hampir habis. Langkah Sae kemudian terhenti ketika melihat JFU sedang bersiap menggelar konferensi pers.