1. Rapat JFU

Di sebuah rapat di kantor JFU, Anri memperlihatkan sebuah koran dengan berita kekalahan Timnas Jepang yang selalu gagal melangkah ke babak perempat final Piala Dunia. Anri memberitahu anggota JFU bahwa Jepang takkan bisa memenangkan Piala Dunia jika para Elit JFU hanya menganggap sepak bola sebagai bisnis penghasil uang.

Penasihat JFU, Buratsuta, kemudian mengingatkan Anri untuk bertanggung jawab jika proyek Blue Lock yang telah dibuatnya mengalami kegagalan. Anri menjawab dengan penuh keyakinan bahwa ia percaya Ego Jinpachi akan mengubah gaya bermain Timnas Jepang dan menciptakan pemain hebat yang bisa memenangkan Piala Dunia.

2. Ego Jinpachi Eliminasi Kira Ryosuke

Setelah Kira terkapar tak berdaya di lantai karena terkena tembakan bola dari Isagi, Ego pun mengeliminasi Kira. Namun, Kira tidak terima bahwa sosok berbakat sepertinya harus kehilangan karir hanya karena permainan kejar-kejaran konyol yang menurutnya tidak ada kaitannya dengan sepak bola. Ego memberitahu Kira bahwa luas ruangan Z tersebut sama dengan area penalti. Jika Kira tidak mampu menjalankan tugas dalam area mencetak gol ini, maka Kira tidak pantas menjadi striker.

Ego menegaskan bahwa di Blue Lock, segala hal berkaitan dengan sepak bola. Jika peserta sedang dikejar, mereka harus memahami pergerakan tanpa bola, taktik, dan penempatan posisi yang tepat. Jika peserta sedang mengejar, mereka harus memiliki kemampuan dribel yang hebat dan mampu membidik dengan tendangan berkualitas.

Ego menjelaskan bahwa alasannya memberikan waktu 2 menit untuk mengukur kemampuan peserta adalah karena itu merupakan total rata-rata waktu seorang pemain memegang bola dalam satu pertandingan. Ego kemudian menyoroti kesalahan Kira yang telah menyia-nyiakan 1 detik terakhir ketika bola mengenainya, padahal ia masih bisa selamat jika menendang bola ke arah Igaguri yang sedang terjatuh disebelahnya.

Ego meminta Kira membayangkan skenario, jika bola itu mengenai tubuh Kira di kotak penalti pada detik-detik terakhir pertandingan. Apakah Kira akan diam saja seperti patung, membiarkan peluang emas itu sirna? Atau, Kira akan melepaskan tendangan yang berpotensi gol? Karena gagal memahami tanggung jawab striker untuk terus berjuang hingga akhir, Ego mengeliminasi Kira dari Blue Lock dan Kira pun terpuruk dalam kehilangan impian megahnya untuk meraih posisi di Timnas Jepang.

3. Isagi Yoichi Mempertanyakan Operan Bachira Meguru.

Lucunya, sebenarnya Isagi juga tidak mengerti kenapa ia menembakkan bola secara otomatis mengenai Kira Ryosuke, sebab di antara peserta di ruangan Z, Isagi merasa paling akrab dengan Kira.

Akhirnya, Isagi menanyai Bachira mengapa ia memberikan umpan pada Isagi, padahal jika Isagi tidak mengambil keputusan menendang bola ke arah Kira, maka Bachira lah yang akan tereliminasi dari Blue Lock. Sembari tersenyum konyol, Bachira memberitahu Isagi bahwa ia sangat yakin Isagi pasti menendangnya, sehingga membuat Isagi merasa terkejut mendengar jawaban Bachira.

4. Ego Jinpachi Bentuk Tim Z

Ego memberitahu 11 peserta di ruangan Z tentang cara kerja striker top dunia untuk menjadi pemenang. Ia menjelaskan bahwa para striker terbaik selalu bertaruh demi karier mereka setiap hari, sama seperti yang baru saja dialami oleh para peserta di ruangan Z.

Ego menyebut bahwa kehidupan di Blue Lock akan membuat tubuh mereka merasakan takut, semangat, gemetar, dan akhirnya berteriak, “Aku berhasil selamat!” Itulah, menurut Ego, makna kemenangan. Ego meminta para peserta menanamkan konsep itu dalam pikiran mereka, karena setiap kali mereka mengalami gejolak emosi tersebut, ego mereka akan tumbuh, dan membawa mereka semakin dekat ke puncak sebagai striker papan atas dunia.

Ego kemudian membentuk 11 peserta di ruangan Z menjadi Tim Z. Ia menjelaskan bahwa Tim Z akan tinggal bersama di asrama, di mana mereka terkadang harus bekerja sama, namun di lain waktu akan saling mengkhianati, dan menjadi rival yang berusaha menghancurkan impian satu sama lain.

Tim Z beranggotakan : Isagi, Bachira, Kunigami, Raichi, Chigiri, Igaguri, Naruhaya, Gagamaru, Lemon, Koun, Imamura.

5. Kehidupan di Blue Lock

Di ruangan Z, Tim Z berlatih di gym. Raichi mengejek Isagi dan Igaguri yang napasnya tersengal-sengal saat berlari di treadmill dengan kecepatan 20 km/jam. Isagi dan Koun kemudian melakukan latihan lompatan bersama, dan hasilnya membuat Isagi merasa insecure melihat lompatan Koun yang lebih tinggi darinya.

Di kantin Blue Lock, selain sup dan miso, lauk makanan para peserta bergantung pada peringkat mereka di Blue Lock. Peserta dengan peringkat rendah, seperti Igaguri, hanya mendapatkan lauk natto, sementara peserta dengan peringkat tinggi, seperti Gagamaru, menikmati lauk gyoza.

Para peserta Tim Z tidur di ruangan yang sama, masing-masing dengan kasur mereka sendiri. Namun, Isagi tak bisa tidur nyenyak malam itu. Ia merasa insecure karena tidak memiliki stamina sebaik Raichi dan tidak bisa melompat setinggi Koun. Dengan tekad yang membara, Isagi berniat berlatih sendirian di malam hari. Ia sadar kemampuannya masih jauh dari cukup dan takut tereliminasi dari Blue Lock.

6. Bachira Meguru Beritahu Monster ke Isagi Yoichi

Setelah resmi tergabung di tim yang sama, Tim Z, Bachira menghampiri Isagi yang berniat berlatih bermain bola sendirian pada malam hari. Bachira dengan tulus menawarkan dirinya untuk ikut menemani Isagi dalam latihan bersama.

Bahkan, secara mengejutkan, Bachira memberikan jawaban tambahan saat Isagi bertanya mengapa Bachira berpikir bahwa Isagi akan menendang bola ke arah Kira Ryosuke. Bachira mengungkapkan bahwa ada monster dalam dirinya yang memberinya instruksi untuk mengoper bola ke arah Isagi.

Diperlihatkan masa lalu Bachira sebelum bergabung dengan Blue Lock. Saat itu, Bachira bermain sepak bola bersama tim sekolahnya. Rekan-rekannya meminta operan darinya, namun Bachira, dalam khayalannya, melihat posisi “monster” imajinernya lebih baik daripada rekan-rekannya. Akibatnya, Bachira terlalu lama mengontrol bola, yang kemudian direbut oleh lawan. Hal ini membuat rekan-rekannya kesal dan menuduh Bachira bermain egois.

Di lapangan sepak bola, Isagi berupaya merebut bola yang di dribel dengan sangat piawai oleh Bachira. Sambil bermain, Bachira menjelaskan bahwa ia selalu melihat dan mendengar sosok “monster” yang memberinya instruksi saat bermain bola. Meski Isagi tidak sepenuhnya memahami maksud Bachira, ia merasakan gairah misterius saat menerima operan dari Bachira yang ditembakkan ke arah Kira.

Isagi pun menjadi penasaran dengan maksud “monster” tersebut, terutama jika itu bisa memberinya petunjuk untuk bertahan di Blue Lock. Menurut Bachira, semua pemain top dunia memiliki “monster” itulah yang menjadi keyakinannya. Bachira kemudian dengan jujur mengakui bahwa ia merasa beruntung menjadi bagian dari Blue Lock karena ia bisa bertemu dengan Isagi.

7. Ego Jelaskan Peringkat Blue Lock

Ketika Tim Z sedang berkumpul, Igaguri memberitahu Isagi bahwa ia senang peringkatnya naik dari 300 menjadi 275. Namun, Igaguri tampak kecewa setelah mengetahui bahwa ia masih berada di bawah Isagi, yang menempati peringkat 274.

Dari layar televisi, Ego muncul untuk menyapa peserta Tim Z. Menanggapi keluhan Raichi yang mengeluhkan fasilitas Blue Lock, Ego dengan tegas menyatakan bahwa fasilitas tersebut payah karena kemampuan Tim Z juga payah. Ia menjelaskan bahwa Blue Lock memiliki 25 tim yang dibagi menjadi 5 Gedung. Gedung 1 berisi Tim B sampai F, Gedung 2 berisi Tim G sampai K, Gedung 3 berisi Tim L sampai P, Gedung 4 berisi Tim Q sampai U, dan Gedung 5 berisi Tim V sampai Z.

Ego juga menjelaskan bahwa setiap tim telah kehilangan satu peserta setelah permainan kejar-kejaran, sehingga jumlah peserta yang awalnya 300 kini menjadi 275. Peringkat 1 sampai 11 berada di Tim B, peringkat 12 sampai 22 di Tim C, sedangkan Tim Z berisi kumpulan peserta dengan peringkat terendah dan berada di Gedung ke-5.

Ego menegaskan bahwa pemain berperingkat tinggi mendapatkan makanan enak dan latihan di fasilitas terbaik. Di Blue Lock, pesepak bola yang unggul adalah raja. Jika peserta ingin mendapatkan fasilitas terbaik, mereka harus meningkatkan peringkatnya.

8. Itoshi Sae

Dalam sebuah wawancara dengan Shusaku, Sae, gelandang muda Jepang yang bermain untuk klub Real Madrid, menyatakan bahwa ia lebih memilih bermain bola dengan mahasiswa di Jerman daripada bermain di liga lokal Jepang. Sae juga mengungkapkan bahwa ia merasa salah lahir di Negara Jepang, yang menurutnya Timnasnya lemah dan tidak memiliki striker yang cukup handal untuk menerima operannya. Setelah itu, Sae pun pergi meninggalkan wawancara.

Sebagai manajer, Mamat menegur Sae karena pergi mendadak dan dianggap tidak sopan. Sae memberitahu Mamat bahwa ia tidak peduli dengan Jepang dan hanya kembali karena masa berlaku paspornya hampir habis. Langkah Sae kemudian terhenti ketika melihat JFU sedang bersiap menggelar konferensi pers.

9. Konferensi Pers JFU Tentang Proyek Blue Lock

Anri dan Buratsuta mengadakan konferensi pers JFU yang dihadiri oleh sejumlah wartawan untuk menjelaskan proyek Blue Lock. Para wartawan mulai mengkritisi proyek tersebut, mempertanyakan apakah dengan menciptakan satu striker top Jepang bisa menjadi juara Piala Dunia.

Mereka juga bertanya, apakah tidak menjadi masalah menghancurkan kehidupan 299 peserta demi satu orang? Buratsuta menjawab bahwa mereka menghormati peserta, dan orang tua peserta telah menandatangani formulir persetujuan.

Anri kemudian menghentakkan tangannya di meja dan berbicara lantang kepada wartawan. Ia menegaskan bahwa proyek Blue Lock dapat membawa kemajuan bagi sepak bola Jepang serta menciptakan seorang pahlawan sepak bola untuk negeri Jepang.

Anri juga menyatakan bahwa meskipun penggemar sepak bola dunia mengakui Jepang telah menjadi lebih kuat, impian lama rakyat Jepang untuk sekadar bermain di Piala Dunia sudah tercapai. Oleh sebab itu, Anri ingin menciptakan impian baru: menjadikan Jepang juara Piala Dunia. Menurutnya, solusinya ada di Blue Lock.

Setelah itu, Anri pergi dan mengakhiri konferensi pers, sementara para wartawan menyebut ide JFU tersebut sangat konyol. Mamat memberitahu Sae agar segera menuju bandara untuk penerbangan ke Spanyol. Namun, Sae meminta Mamat membatalkan penerbangan tersebut. Ia ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri seperti apa orang yang akan tercipta dari proyek Blue Lock ini.

10. Ego Jinpachi Jelaskan Tujuan Blue Lock

Ego menegaskan bahwa tujuan utama sepak bola adalah mencetak gol. Menurutnya, hanya orang bodoh yang terpaku pada posisi dan taktik, karena semua peran akan berkembang seiring waktu. Sepak bola, kata Ego, awalnya dimainkan dengan setiap pemain menjadi striker. Ia pun menuntut peserta untuk bermain sepak bola dari nol, menciptakan kembali esensinya seperti dulu.

Ego meminta para peserta untuk membuang akal sehat mereka dan menanamkan gagasan baru dalam pikiran mereka. Menurutnya, yang dibutuhkan Jepang untuk menjadi juara dunia bukanlah kerja sama 11 pemain, melainkan 1 orang super hero.

Sepak bola, katanya, berkembang tanpa henti ketika ada super hero seperti Messi, Neymar, dan Cristiano Ronaldo. Untuk menghentikan seorang super hero, sistem pertahanan baru diciptakan. Untuk melampauinya, taktik baru pun lahir. Permainan satu orang bisa mengubah tim, negara, bahkan dunia. Itulah esensi sepak bola yang ada di Blue Lock.