Pada babak Rivalry Battle, sebuah pertandingan yang memperebutkan pemain rival, muncul Itoshi Rin, peserta peringkat nomor 1 di Blue Lock, dengan kemampuan individu yang menakjubkan. Sebagai yang terhebat, Rin dengan jujur mengakui bahwa dirinya tidak begitu memperdulikan siapapun rekan timnya dan menganggap remeh kemampuan peserta lain.
Bagi Rin, satu-satunya yang penting adalah memanfaatkan sistem kemenangan di Blue Lock untuk memastikan dirinya, yang baru berusia 16 tahun, lolos secara otomatis menjadi pemain timnas Jepang U-20 dan melampaui kehebatan kakaknya, Itoshi Sae.
Bahkan, dalam pertandingan 3 vs 3 antara Tim Red yang diperkuat oleh Rin, Aryu, dan Tokimitsu melawan Tim White yang diisi oleh Bachira, Isagi, dan Nagi, terjadi hal menarik. Setelah Tim Red berhasil mengalahkan Tim White, Rin tidak peduli dengan siapa pun rival yang direbut. Rin membiarkan keputusan pemilihan rival jatuh pada Aryu dan Tokimitsu, yang lebih memilih Bachira karena keahliannya yang luar biasa dalam mengumpan.
Berikut Adalah 4 Penyebab Itoshi Rin Akhirnya Mengakui Kehebatan Isagi Yoichi
1. Isagi Yoichi Mampu Mengimbangi Pola Pikir Itoshi Rin
Setelah beberapa waktu berlalu, Isagi kembali menantang Rin untuk bertanding dalam pertarungan Rivalry Battle di babak terakhir. Motivasi Isagi adalah untuk mengalahkan Rin dan merebut Bachira dari genggaman Rin. Akibatnya, terjadilah pertandingan epik 4 vs 4 antara Tim Red yang diperkuat oleh Rin, Aryu, Bachira, dan Tokimitsu melawan Tim White yang diisi oleh Isagi, Barou, Chigiri, dan Nagi.
Setelah Rin sukses mencetak gol penyeimbang 1-1 untuk Tim Red melawan Tim White, Nagi dan Chigiri merasa kagum dengan kehebatan Rin yang berhasil mengatasi hadangan mereka dalam situasi 1 lawan 2. Isagi memberikan penjelasan yang memuaskan kepada Chigiri dan Nagi yang penasaran mengenai bagaimana Rin bisa tak terhentikan.
Isagi mengetahui bahwa saat Rin sedang menggiring bola di area tembakan yang menghasilkan gol briliannya, Rin dengan cerdik berhasil memancing Chigiri dan Nagi untuk bergantian mencoba memblokir tembakannya.
Hal ini memungkinkan Rin untuk mengikuti prediksinya dengan melakukan trik fake shots yang mengelabui Chigiri dan Nagi. Rin berpura-pura menendang bola dengan gerakan tubuh seolah-olah akan melepaskan tembakan, sambil mengubah kecepatan gerakan untuk memperdaya lawannya.
Setelah mendengar analisis Isagi tentang proses gol Rin, Nagi mengakui bahwa ia tidak bisa menandingi cara berpikir Rin. Sementara itu, Chigiri menyebut Isagi sebagai sosok yang luar biasa karena mampu mengimbangi pola pikir Rin.
Bahkan Bachira pun, sebagai pemain yang pernah bermain bersama Rin dan Isagi, merasa terkagum-kagum dengan perkembangan Isagi yang mampu bersaing dengan Rin. Isagi menunjukkan kehebatannya dalam menganalisis situasi dan merancang strategi untuk mencetak gol serta menggagalkan serangan lawan.
2. Isagi Yoichi Sukses Menipu Itoshi Rin
Khususnya, saat Chigiri berniat mengirim umpan crossing kepada pemain Tim White yang sedang berlari menuju gawang untuk menerima bola, pemain Tim Red berusaha keras untuk menghalangi dan merebut bola. Namun, dengan gerakan “off the ball” yang brilian, Isagi berhasil melepaskan diri dari pengawasan Rin. Sehingga, dengan kecepatan kilat, Chigiri mengirimkan umpan crossing yang akurat kepada Isagi yang berada di dekat gawang Tim Red.
Sialnya, saat Isagi sedang mengejar bola yang diberikan oleh Chigiri, Rin tiba-tiba muncul di posisi yang sejajar dengan Isagi dengan tujuan merebut bola. Namun, Isagi dengan cerdik memutar badannya sehingga punggungnya menghadap Rin. Terkecoh oleh gerakan Isagi tersebut, Rin mencoba merebut bola di depan Isagi. Namun, Isagi dengan cepat melancarkan tendangan backheel dengan menggunakan tumitnya dan mengarahkan bola ke gawang Tim Red. Tendangan tersebut berhasil menjadi gol yang spektakuler.
Nagi kagum dan memuji kehebatan Isagi yang mampu mengalahkan Rin dalam pertarungan satu lawan satu. Tertarik dengan proses gol spektakuler Isagi, Barou dengan rasa ingin tahu yang besar bertanya kepadanya. Setelah mempertimbangkan segala kemungkinan, Isagi menjelaskan triknya dalam menghadapi Rin. Isagi menyadari bahwa Rin mengira dirinya akan melakukan tendangan langsung setelah menerima umpan dari Chigiri.
Oleh karena itu, Isagi memanfaatkan trik backheel untuk mengecoh perkiraan Rin dan mencetak gol. Chigiri mengakui kehebatan Isagi dan menyadari bahwa cara mencetak gol seperti yang dilakukan Isagi tidak akan terpikirkan jika tidak ada pemahaman yang sama antara Isagi dan Rin.
3. Isagi Nyaris Berhasil Mengalahkan Rin
Ketika skor antara Tim White dan Tim Red sudah imbang 4:4, maka tim yang mencetak gol ke-5 akan menjadi pemenang. Tendangan langsung Isagi hampir menciptakan gol penentu kemenangan bagi Tim White, namun Rin berhasil memblokir bola dengan sundulan kepalanya, sehingga tendangan Isagi gagal menjebol gawang Tim Red.
Namun, Bachira berhasil mendapatkan bola yang memantul dari sundulan kepala Rin. Dengan kemampuan freestyle football, Bachira sukses menembus pertahanan Tim White sendirian dan melewati semua pemain dengan atraksi dribel yang mencengangkan. Tetapi, tendangan Bachira yang seharusnya berbuah gol terhenti oleh kemunculan tiba-tiba Isagi yang menghentikannya secara heroik.
Menurut Ego Jinpachi, pada saat Isagi berhasil memblokir tendangan Bachira, kemampuan prediksi Isagi telah melampaui Rin. Jika posisi Isagi berada hanya satu sentimeter lebih ke kiri atau kanan saat memblokir tendangan Bachira, Tim White berpotensi melakukan serangan balik dan meraih kemenangan. Namun, bola yang terlempar ke udara jatuh secara kebetulan di dekat Rin, sehingga Rin sukses mencetak gol kelima untuk memastikan kemenangan Tim Red atas Tim White.
Rin, yang dikenal tidak begitu memedulikan siapa pun sebagai rekan timnya, karena Rin mampu mengandalkan dirinya sendiri dan kemampuannya untuk memanfaatkan keahlian rekannya. Oleh karena itu, Bachira, Aryu, dan Tokimitsu merasa tidak perlu izin untuk menentukan rival yang akan mereka rebut dari Tim White. Namun, Rin mengambil keputusan untuk memilih rival dan melarang rekannya untuk memilih, karena Rin sangat ingin Isagi bergabung dalam timnya.
Bachira, Aryu, dan Tokimitsu merasa terkejut ketika Rin memilih rival dan takjub melihat Isagi yang dipilih langsung oleh Rin. Sebagai pemain yang selalu berhasil memprediksi kejadian di lapangan, Rin mengakui bahwa ia tidak dapat memprediksi momen ketika Bachira mencoba mencetak gol dengan dribel egois dan Isagi tiba-tiba mampu memblokir bola itu. Alasan Rin memilih Isagi adalah karena Rin ingin melibatkan Isagi dalam daftar pemain yang akan dihancurkannya dan menjadikan Isagi saksi yang paling dekat saat Rin menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia.
Bahkan dalam pertandingan melawan Isagi, Rin merasakan kekalahan untuk pertama kalinya sejak bergabung dengan Blue Lock. Bagi Rin, kalah dalam pertandingan sepak bola sama artinya dengan kehilangan eksistensinya atau kematian. Menurut filosofi hidupnya, sepak bola adalah peperangan dan pertarungan yang menentukan hidup dan mati baginya. Isagi telah berhasil membuat Rin merasakan kekalahan tersebut.
4. Ego Jinpachi Jabarkan Proses Keberuntungan Itoshi Rin Bisa Kalahkan Isagi Yoichi
Ego Jinpachi menjelaskan ketika Bachira menampilkan aksi egois mendribel bola sendirian untuk mencetak gol, tanpa mengumpan kepada rekannya. Kecepatan berlari pemain Tim White, Nagi, Chigiri, dan Barou seolah-olah berhenti sejenak, terpesona oleh kehebatan Bachira yang berhasil melewati mereka dengan skill rainbow flick.
Bahkan, pemain Tim Red, Aryu, dan Tokimitsu memilih untuk menghentikan langkah kakinya karena menyadari bahwa mereka tidak akan menerima umpan dari Bachira. Seolah-olah waktu berhenti untuk mengagumi kejeniusan Bachira dalam momen tersebut.
Saat beberapa pemain Tim White dan Tim Red memilih berhenti di luar kotak penalti, sambil menyaksikan Isagi dari Tim White mengejar Bachira dari Tim Red, mereka bertanya-tanya apakah Bachira mampu mencetak gol atau Isagi mampu memblokir tendangan Bachira.
Tidak seperti rekannya di Tim Red yang memilih berdiam diri seperti patung, Rin menolak untuk berdiam diri dan terus berlari kencang, meskipun Rin sadar tidak akan menerima umpan oleh Bachira. Rin bertaruh pada kemungkinan bahwa Isagi akan mampu memblokir tendangan Bachira, dan bola rebound akan jatuh tepat di kakinya. Seolah-olah Rin mengambil risiko besar dan menantikan momen ajaib yang bisa saja terjadi.
Meskipun arah jatuhnya bola yang melambung ke udara setelah tendangan Bachira berhasil diblokir oleh Isagi tidak dapat diprediksi, Rin yang berambisi mencetak gol telah berada di posisi yang tepat di kotak penalti Tim White, tanpa ada pengawalan dari pemain bertahan.
Akhirnya, Rin mendapatkan keberuntungan yang dicarinya saat bola tersebut sungguhan jatuh tepat di depannya, ketika Rin sedang berhadapan dengan gawang. Hasilnya, Rin berhasil mencetak gol ke-5 yang membawa kemenangan bagi Tim Red melawan Tim White.
5. Itoshi Rin Akui Menang Beruntung Melawan Isagi Yoichi
Meskipun Isagi juga telah memberitahu rekannya di Tim White bahwa kekalahan mereka hanya disebabkan oleh keberuntungan Tim Red, dan Isagi dengan yakin percaya bahwa Tim White hampir berhasil menggulung Tim Red, serta sebenarnya Tim White tidaklah benar-benar dikalahkan.
Namun, Isagi tetap bertanya kepada Rin dan ingin mengetahui alasan di balik kekalahan Isagi melawan Rin. Dengan sikap santai, Rin memberitahu Isagi bahwa bahkan seekor monyet pun sudah pasti mengetahui, jika kemenangan Rin atas Isagi dipengaruhi oleh faktor keberuntungan. Namun, Isagi tidak merasa puas hanya dengan penjelasan tentang keberuntungan semata, karena ia ingin memiliki alasan yang pasti untuk dapat menjadi lebih kuat.
Kemudian, Rin memberikan penegasan kepada Isagi bahwa keberuntungan bukanlah sekadar kebetulan. Tetapi, Rin menggambarkan keberuntungan sebagai elemen misterius yang berpihak kepada mereka yang sangat menginginkannya. Menurut Rin, jika Isagi tidak mampu memahami esensi keberuntungan, maka Isagi tidak pantas hidup di dunia persaingan ini, di mana kemenangan dan kekalahan menjadi tak terhindarkan.
Rin juga mengakui bahwa dirinya bisa saja melewatkan peluang untuk mencetak gol, seandainya Rin memilih untuk berdiam diri seperti patung di luar kotak penalti Tim White, seperti pemain lainnya yang tengah menantikan apakah Isagi mampu memblokir tendangan Bachira atau Bachira berhasil mencetak gol.
Bahkan Rin dengan jujur mengakui bahwa kesempatan yang diperolehnya di luar kendalinya, seakan merupakan kebetulan yang diciptakan oleh Isagi yang terjatuh di hadapannya. Rin pun memberi tahu Isagi dan dengan tulus mengakui bahwa dia bisa mengalahkan Isagi berkat faktor keberuntungan.