Sakamoto Days Episode 04

1. Identitas Tatsu

Shaotang meneteskan obat penawar racun pemberian Tatsu ke mata Shin. Sakamoto kemudian menanyakan kepada Tatsu, yang sedang ditawan dengan tubuh terikat tali, tentang siapa yang menyewanya.

Tatsu mengaku disewa oleh perusahaan Dondenkai, sebuah bisnis gelap yang berorientasi pada pekerjaan berbahaya. Shin heran karena Tatsu sangat mudah membocorkan rahasia misi. Namun, Tatsu mengaku tak mau mati dan ia juga hanya bekerja paruh waktu, sehingga tak memiliki loyalitas terhadap perusahaan.

Mengetahui bahwa Tatsu juga terdaftar sebagai anggota JAA, Shin pun menunjukkan kartu identitas miliknya yang juga berasal dari JAA. Shaotang kemudian bertanya apa itu JAA ? Shin menjelaskan bahwa JAA adalah organisasi yang mengelola para pembunuh bayaran profesional di Jepang, yang jumlahnya hanya sekitar 400 orang.

Shin juga menyebut bahwa ia dan Sakamoto dulunya adalah anggota asosiasi JAA. Selain itu, ia menambahkan bahwa kartu identitas JAA, yang diejek oleh Shaotang karena mirip SIM, sebenarnya sangat sulit untuk didapatkan.

Tatsu kemudian bertanya apakah benar Sakamoto dulunya anggota Order. Namun, sebelum Sakamoto sempat menjawab, Aoi dan Hana sudah datang menghampiri mereka.

Shin memberi tahu Aoi bahwa Tatsu, yang berperan sebagai villain dalam pertunjukan wahana maskot Sugar Park, sedang berlatih meloloskan diri dari tali yang mengikat tubuhnya. Akhirnya, Sakamoto, Shin, Shaotang, Aoi, dan Hana melanjutkan perjalanan untuk menyantap bekal bersama, meninggalkan Tatsu sendirian.

2. Shin Kehilangan Bakat Espernya

Ketika Shaotang, Sakamoto, dan Shin sedang menyantap makanan, Shin mengungkapkan bahwa pikirannya terasa kosong akibat obat penawar racun. Akibatnya, ia tidak bisa membaca pikiran orang lain pada hari itu—sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tak lama kemudian, Aoi dan Hana tiba. Aoi, yang membawakan minuman, merasa ada yang aneh pada Shaotang, Shin, dan Sakamoto. Apakah mereka sedang menyembunyikan sesuatu? Seketika, ketiganya pun panik.

Aoi menduga mungkin karena bekal makanan yang dibawa kurang atau mereka sedang tidak enak badan. Sementara itu, Hana terlihat sedih, mengira ayahnya tidak suka pergi ke taman hiburan.

Dengan penuh antusias, Shin segera menyangkal dan mengatakan bahwa ia justru sangat bersemangat. Shaotang membenarkan, bahkan menyebut bahwa saking semangatnya, Shin hampir jatuh dari roller coaster. Sakamoto pun mengangguk berulang kali, seolah mengonfirmasi ucapan mereka.

Mendengar hal itu, Aoi tersenyum malu, mengaku telah salah paham, lalu mengajak mereka semua ke wahana berikutnya.