Sakomoto Episode 2
1. Aturan Keluarga
Di toserba, Shin dan Sakamoto sedang menjaga kasir. Shin menceritakan kehebatan Sakamoto saat membantai pasukan mafia asuhan Junet. Sambil memperagakan gerakan Sakamoto ketika bertarung dari jarak dekat, Shin mengungkapkan keyakinannya bahwa meskipun sudah pensiun, Sakamoto tetap menjadi mafia terkuat. Bahkan, menurut Shin, ada musuh yang tewas hanya dalam sekali serangan Sakamoto.
Ucapan tersebut langsung membuat Aoi murka, terutama saat mendengar kata-kata, “Sakamoto menewaskan orang lain.” Ia pun menuduh Sakamoto berniat kembali menjadi pembunuh bayaran. Melihat kemarahan Aoi, Sakamoto langsung gemetar ketakutan. Dengan tergesa-gesa, ia mengklarifikasi kepada Shin bahwa dalam pertarungan tersebut tidak ada satu pun musuh yang tewas karena ia sengaja menghindari titik vital.
Namun, Aoi tidak langsung percaya dan mengancam akan menceraikan Sakamoto jika ia berani melanggar aturan keluarga. Mendengar ancaman tersebut, Sakamoto panik dan segera mengangguk, meyakinkan bahwa ia tidak akan pernah berani melakukannya. Melihat Sakamoto yang akhirnya mengerti maksudnya, Aoi pun merasa lega dan segera melanjutkan aktivitasnya menyapu halaman luar toserba.
2. Pertemuan Dengan Shaotang
Sakamoto dan Shin mengunjungi Pecinan Nikita. Di sana, Sakamoto membeli bakpao kayangan—makanan langka yang hanya dijual terbatas sebanyak 50 buah per hari—untuk diberikan kepada Aoi dan Hana. Melihat perhatian Sakamoto terhadap keluarganya, Shin merasa terharu. Ia juga penasaran dengan apa yang dimaksud Aoi tentang aturan keluarga, tetapi Sakamoto enggan memberitahunya.
Dalam perjalanan pulang, Sakamoto dan Shin dikejutkan oleh seorang wanita bernama Shaotang yang tiba-tiba menerobos kaca jendela sebuah ruko dan jatuh tepat menimpa Sakamoto di bawahnya. Benturan itu membuat keduanya tersungkur ke tanah, sementara bakpao yang dibeli Sakamoto hancur berantakan.
Saat itu, lima mafia muncul mendekati Shaotang. Sakamoto malah terlihat lebih khawatir memikirkan bagaimana sedihnya Aoi dan Hana karena bakpao tersebut rusak. Shin menegur Sakamoto, mengingatkan bahwa mereka saat ini sedang terjebak dalam masalah besar.
Shaotang mulai menunjukkan kemampuannya sebagai ahli bela diri tai chi, membuat Shin terkesan. Dengan gerakan yang cekatan, ia menendang dua mafia hingga terpental. Ketika tiga mafia lainnya mencoba mengepungnya, Shaotang dengan gesit menghindar dan membanting salah satu dari mereka. Namun, seorang mafia berhasil membekap tubuh Shaotang dari belakang.
Tepat saat itu, Sakamoto menggunakan alat capit makanan untuk mematahkan pisau yang hendak diserangkan salah satu mafia ke arah Shaotang, lalu meninju perutnya hingga pingsan. Shin pun ikut membantu dengan memukulkan koper ke kepala mafia yang sedang membekap Shaotang, membuatnya pingsan. Shaotang kemudian menghajar seorang mafia yang mencoba membidikkan pistol, membuatnya terpelanting.
Tak lama kemudian, rombongan mafia lain muncul dan mengarahkan pistol mereka ke Sakamoto dan Shin, yang mereka anggap sebagai rekan Shaotang. Dalam situasi genting itu, Sakamoto menggendong Shaotang di bahunya sementara ia dan Shin berlari untuk melarikan diri dari kejaran mafia. Mereka terus berlari, menghindari tembakan yang diarahkan kepada mereka bertiga.