Sakamoto Days Season 1 Episode 1
1. Perubahan Kehidupan Sakamoto Taro
Sakamoto berjalan di sebuah gedung kosong. Tangan kanannya memegang pistol, sementara tangan kirinya menggenggam linggis. Kedatangannya langsung disambut oleh puluhan mafia yang menembakkan pistol ke arahnya. Namun, Sakamoto dengan cekatan memutar linggis untuk menangkis rentetan peluru tersebut.
Ia diserbu oleh sekelompok mafia yang hendak mengeroyoknya, tetapi dengan keahlian mematikannya, ia berhasil membantai mereka semua secara brutal. Beberapa digantung menggunakan tali, sementara yang lain dilumpuhkan dengan linggis yang ia tancapkan ke kepala mereka.
Sakamoto berhasil menghindari rentetan peluru yang ditembakkan oleh para mafia, lalu membalas dengan tembakan akurat yang menewaskan mereka semua dalam hitungan detik. Pada akhirnya, ia berhasil membantai seluruh mafia seorang diri.
Sakamoto dikenal sebagai pembunuh bayaran terkuat di kalangan mafia. Ia ditakuti oleh semua penjahat dan diidolakan oleh sesama pembunuh bayaran. Namun, ketika sedang berbelanja di sebuah toserba, ia jatuh cinta pada senyuman manis seorang kasir yang melayaninya.
Akhirnya, Sakamoto memutuskan untuk pensiun dari dunia mafia. Ia menikahi Aoi, kasir yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, memiliki seorang putri bernama Hana, dan tubuhnya pun berubah menjadi gemuk seperti om-om yang menggemaskan. Kini, ia menjalani kehidupan baru sebagai penjaga toserba miliknya sendiri.
2. Shin Bertemu Sakamoto
Shin mendatangi toserba milik Sakamoto. Ia menyaksikan Sakamoto menangkap tinju Ujang yang hendak menghantam seorang bocah bernama Mamat akibat insiden tinta yang tumpah ke celana Ujang.
Sebagai seorang esper, Shin dapat membaca pikiran Sakamoto. Ia memuji Sakamoto yang sempat memikirkan gerakan mematikan dengan menusukkan pulpen ke arteri karotis Ujang melalui rahang bawahnya, tetapi memilih untuk tidak melakukannya.
Shin mendadak panik saat membaca pikiran Sakamoto yang berencana menghabisinya dengan pukulan maut. Ia buru-buru menyuruh Sakamoto untuk tidak melakukannya. Shin kemudian mengingatkan Sakamoto bahwa dirinya adalah bawahan sekaligus junior Sakamoto ketika mereka masih berada di organisasi yang sama dulu.
Setelah kejadian itu, Shin dan Sakamoto duduk di luar toserba untuk menikmati makanan bersama. Shin mencoba membujuk Sakamoto agar kembali menjadi pembunuh bayaran, tetapi ia mendengar pikiran Sakamoto yang jelas menolak. Shin merasa kesal melihat sosok pembunuh bayaran legendaris yang sangat dikaguminya kini berubah menjadi gendut dan bekerja sebagai kasir toserba.
Untuk menenangkan dirinya, Shin mencoba membakar rokok. Namun, Sakamoto dengan cepat melemparkan pisau cutter, memotong rokok tersebut, sambil mengingatkan adanya tulisan “Dilarang Merokok.” Shin terkejut dan menyadari pesan tersirat dari tindakan Sakamoto: meskipun kini terlihat gendut dan biasa saja, Sakamoto tetap bisa menghabisinya kapan saja.