Gojo Satoru adalah seorang guru di SMK Jujutsu Tokyo yang dikenal karena kemampuan teknik Jujutsu-nya yang luar biasa. Dengan kekuatan yang hebat, banyak roh terkutuk merasa takut saat harus berhadapan dengannya. Namun, meskipun Gojo Satoru adalah sosok yang kuat dan ditakuti oleh musuh-musuhnya, kepribadiannya ternyata sangat periang.

Selain selalu ceria, Gojo Satoru juga kerap melakukan hal-hal konyol yang sering membuat orang di sekitarnya merasa sebal atau terganggu.

Berikut adalah 7 hal konyol tentang Gojo Satoru:

1. Gojo Satoru tidak Punya Bakat Menggambar

Meskipun Gojo Satoru memiliki penampilan yang menarik dan kemampuan bertarung yang luar biasa, ia sama sekali tidak memiliki bakat menggambar yang bagus.

Suatu ketika, Gojo menerima serangan mendadak di tengah jalan oleh roh terkutuk tingkat tinggi bernama Jogo. Setelah insiden tersebut, Gojo melaporkan kejadian itu kepada Fushiguro sambil mencoba menjelaskan detailnya.

Dalam proses penjelasan, Gojo Satoru melukiskan gambar roh terkutuk tingkat tinggi, yaitu Jogo dan Hanami. Namun, gambarnya sangat buruk sehingga sulit dikenali. Lucunya, ketika roh terkutuk tingkat tinggi benar-benar menyerang SMA Jujutsu Tokyo, berkat gambar jelek Gojo, Fushiguro masih bisa mengenali Hanami dan mengantisipasi serangannya.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun gambar Gojo jauh dari kata indah, ternyata tetap ada manfaatnya di situasi tertentu!

2. Gojo Satoru meminjam pisau Maki dan tidak Mengembalikannya

Saat Gojo memerintahkan Yuji dan Nobara untuk mencabut kutukan di dalam sebuah gedung tua, Yuji sempat mengeluhkan bahwa dirinya belum menguasai teknik Jujutsu dengan baik. Ia khawatir karena, secara teori, kutukan hanya bisa dilawan dengan energi kutukan. Namun, Gojo meyakinkan Yuji bahwa tubuhnya yang sudah setengah terkutuk membuatnya mampu menangani kutukan tersebut.

Meski begitu, Gojo melarang Yuji menggunakan kekuatan Sukuna yang ada di dalam tubuhnya. Sebagai gantinya, Gojo memberikan sebuah senjata pisau sihir bernama “Pembantai Iblis,” yang mengandung energi kutukan. Dengan senjata itu, Yuji berhasil menggunakannya dengan baik dan mampu mengalahkan roh terkutuk.

Namun, ada masalah besar: pisau sihir “Pembantai Iblis” yang diberikan Gojo pada Yuji ternyata milik Maki.

Ketika pertemuan antar rekan sekolah Jujutsu Tokyo dan Kyoto diadakan, kedua sekolah mengadakan rapat strategi sebelum menjalani tes pertandingan melawan roh terkutuk. Maki, siswa kelas dua SMK Jujutsu Tokyo, mengetahui bahwa pisau sihir miliknya telah dipinjamkan oleh Gojo kepada Yuji. Maki pun meminta Yuji untuk segera mengembalikan pisau tersebut.

Sayangnya, Yuji tidak berani mengakui bahwa pisau itu telah rusak selama penggunaannya. Dalam keadaan kikuk, Yuji malah mengatakan bahwa pisaunya telah diambil kembali oleh Gojo. Mendengar hal itu, Maki langsung kesal dan menyebut Gojo sebagai “penutup mata idiot.”

Kemungkinan besar, Yuji tidak menjaga pisau sihir dengan baik karena mengira senjata itu sepenuhnya miliknya setelah diberikan oleh Gojo. Padahal, senjata itu sebenarnya milik Maki. Parah banget, ya, si Gojo Satoru!

3. Gojo Satoru & Ide Surprise Konyol

Yuji Itadori adalah siswa SMK Jujutsu Tokyo yang sebelumnya dikabarkan telah meninggal dunia saat menjalankan tugas. Namun, berkat kemampuan Sukuna yang ada di dalam tubuhnya, Yuji berhasil hidup kembali. Meskipun begitu, Gojo Satoru memutuskan untuk merahasiakan kabar bahwa Yuji masih hidup selama dua bulan penuh. Selama periode itu, Gojo melatih Yuji agar menjadi lebih kuat dan berjanji akan mengumumkan keberadaan Yuji pada acara pertemuan pertukaran antar-sekolah Jujutsu.

Ketika acara pertemuan pertukaran antar-rekan SMK Jujutsu Tokyo dan Kyoto berlangsung, Yuji dengan penuh semangat menagih janji Gojo. Ia tak sabar untuk kembali bersekolah, bertemu dengan teman-temannya, serta para seniornya. Namun, Gojo merasa bahwa kemunculan Yuji tidak boleh dilakukan dengan cara biasa, terutama karena semua orang telah menganggap Yuji sudah meninggal selama dua bulan.

Gojo pun memikirkan ide brilian untuk memperkenalkan kembali Yuji. Ia meminta Yuji menuruti instruksinya karena ia berencana menjadikan Yuji sebagai “hadiah kejutan.” Gojo bahkan menjamin bahwa kelas 1 akan terkejut, bahagia, lalu menangis sekaligus tertawa.

Ia juga mengatakan bahwa para senior kelas 2 SMK Jujutsu Tokyo dan murid-murid Kyoto akan ikut menangis haru karena terlalu bahagia melihat Yuji masih hidup. Bahkan, Gojo bercanda bahwa mungkin ada yang menangis terlalu keras hingga muntah, sehingga masalah pemanasan global pun bisa terselesaikan. Begitulah janji konyol Gojo kepada Yuji.

Pada saat semua murid SMK Jujutsu dari Tokyo dan Kyoto, serta para guru, berkumpul, Gojo muncul dengan raut wajah ceria sambil membawa koper besar. Dengan santai, ia mengaku baru saja kembali dari perjalanan bisnis ke luar negeri dan membagikan oleh-oleh jimat dari suku tertentu untuk murid-murid Kyoto.

Setelah itu, Gojo memberikan koper besar sebagai “hadiah” untuk murid-murid Tokyo. Dengan penuh kejutan, Yuji tiba-tiba muncul dari koper tersebut dengan raut wajah ceria, sementara Gojo dengan santai berkata, “Ini dia teman kalian, Yuji, yang katanya sudah meninggal!”

Namun, kenyataan jauh dari ekspektasi Yuji. Reaksi yang muncul tidak seperti yang dijanjikan Gojo. Para murid SMK Jujutsu Tokyo terlihat datar dan tidak menunjukkan antusiasme, sementara murid-murid Kyoto justru lebih tertarik dengan oleh-oleh jimat yang diberikan oleh Gojo. Ide kejutan yang dirancang Gojo pun berakhir sebagai momen awkward bagi Yuji.

4. Gojo Satoru tidak Mengizinkan Fushiguro pulang

Suatu malam, Fushiguro diberi tugas untuk mengunjungi SMA 3 Sukisawa di Prefektur Miyagi. Ia diperintahkan mencari objek terkutuk berupa jari Sukuna. Namun, ketika Fushiguro membuka kotak instrumen tempat penyimpanan objek terkutuk tersebut, ternyata kotaknya sudah kosong.

Fushiguro segera menghubungi Gojo Satoru melalui panggilan telepon dan melaporkan bahwa ia tidak menemukan objek terkutuk di dalam kotak instrumen. Respons Gojo sangat santai, tetapi ia memberi jawaban mengejutkan: Fushiguro tidak diizinkan pulang sebelum berhasil menemukan objek terkutuk tersebut.

Mendengar perintah itu, Fushiguro hanya bisa mengumpat dalam hati sambil bersumpah akan menghajar Gojo lain kali.

5. Gojo Satoru Mengubah tradisi Pertandingan SMK Jujutsu

Saat acara pertemuan pertukaran antara SMK Jujutsu Tokyo dan Kyoto, kepala sekolah masing-masing institusi, yaitu Yaga dari Tokyo dan Gakuganji dari Kyoto, sepakat mengajukan jenis kompetisi yang akan berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, pertandingan grup dilaksanakan, sementara hari kedua biasanya diisi dengan pertarungan individu.

Karena SMK Jujutsu Tokyo dan Kyoto telah menyelesaikan pertandingan grup, seharusnya kompetisi hari kedua berlanjut dengan pertarungan individu. Namun, Gojo Satoru, yang mengaku membenci tradisi, memutuskan untuk mengubah kompetisi tanpa meminta izin dari siapa pun. Bukannya mengadakan pertarungan individu, Gojo mengganti acara hari kedua menjadi pertandingan olahraga bisbol.

Ulah Gojo ini tentu saja membuat Yaga dan Gakuganji murka. Mereka berdua merasa tindakan Gojo sangat tidak pantas, mengingat perubahan ini dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Namun, seperti biasa, Gojo hanya tersenyum santai tanpa merasa bersalah, menikmati kekacauan yang telah ia buat.

6. Gojo Satoru Mendesain Seragam Sekolah Yuji

Saat Fushiguro dan Itadori Yuji sedang menunggu kedatangan siswa kelas 1 ketiga dari SMK Jujutsu Tokyo, Gojo Satoru tiba-tiba menghampiri mereka untuk ikut menunggu.

Gojo tampak terkesan karena seragam SMK Jujutsu milik Yuji berhasil diselesaikan tepat waktu, mengingat Yuji adalah siswa baru. Namun, Yuji merasa heran karena seragam sekolahnya memiliki beberapa detail yang berbeda dibandingkan dengan milik Fushiguro, seperti adanya penutup kepala.

Gojo kemudian menjelaskan kepada Yuji bahwa seragam SMK Jujutsu bisa disesuaikan berdasarkan permintaan. Tetapi, Yuji merasa tidak pernah mengajukan permintaan apa pun terkait desain seragamnya. Akhirnya, Gojo mengaku bahwa ia secara pribadi yang mengajukan permintaan custom untuk seragam milik Yuji.

Meski demikian, Yuji tidak mempermasalahkannya. Fushiguro, yang sudah paham sifat Gojo, hanya mengingatkan Yuji untuk lebih berhati-hati di masa depan, karena Gojo memiliki kebiasaan bertindak sesuka hati.

7. Gojo Satoru Ngeprank Murid-Muridnya

Untuk merayakan kelengkapan murid SMK Jujutsu Tokyo kelas 1, yaitu Yuji, Nobara, dan Fushiguro—bahkan dua di antaranya baru pertama kali datang ke kota Tokyo—Gojo memutuskan untuk mengajak mereka jalan-jalan di kota tersebut.

Yuji dan Nobara merasa sangat senang dengan rencana itu. Nobara meminta agar mereka mengunjungi Tokyo Disneyland, sementara Yuji ingin pergi ke Pecinan. Perdebatan pun terjadi antara Yuji dan Nobara untuk menentukan tujuan jalan-jalan. Namun, Gojo menengahi dengan mengumumkan bahwa tujuan mereka adalah Roppongi. Mendengar itu, Yuji dan Nobara langsung setuju karena mereka sama-sama menyukai Roppongi.

Sayangnya, kenyataan berbicara lain. Gojo ternyata hanya ngeprank murid-muridnya. Alih-alih ke Roppongi, Gojo justru membawa mereka ke sebuah pemakaman umum. Di sana, ia meminta Nobara dan Yuji mencabut kutukan di sebuah gedung terbengkalai sebagai bagian dari uji lapangan mereka.

Akibatnya, Yuji dan Nobara merasa kecewa sekaligus kesal karena merasa telah ditipu. Nobara, yang paling kesal, menggerutu bahwa Gojo telah mempermainkan “orang daerah.” Ia bahkan menambahkan bahwa orang-orang daerah berjasa karena mereka yang membuat orang kota bisa makan nasi.